News & Research

Reader

BI Rate Berpeluang Turun Jadi 5,75% Di Akhir 2024
Friday, April 26, 2024       11:30 WIB

Ipotnews - Bank Indonesia berpeluang menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,75% pada akhir tahun 2024.
Fixed Incomed Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Karinska Salsabila Priyatno mengatakan BI telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25% dengan Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan Lending Facility sebesar 7% pada Rabu (24/4).
"Kebijakan ini ke depan akan membantu memberikan efek menstabilkan kurs rupiah terhadap dolar AS," kata Karinska dalam Fixed Income Monthly Webinar bertajuk Navigating Strategies Amid Rupiah Volatility via YouTube, Jumat (26/4).
Karinska melihat BI tidak semata - mata hanya mengandalkan kenaikan BI rate, tetapi juga menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan memperkuat stabilitas kurs rupiah. "Apabila kurs rupiah bisa turun kembali di bawah Rp16.000 per dolar AS, maka BI bisa menurunkan BI rate 25 basis poin," ujar Karinska.
Di sisi lain, apabila Amerika Serikat berhasil mengendalikan inflasi dan semakin melandai, maka ada peluang the Fed masih bisa menurunkan Fed Fund Rates. Kemungkinan penurunan suku bunga the Fed pada tahun ini hanya satu kali atau 25 bps.
"Apabila the Fed jadi menurunkan suku bunga 25 bps, maka BI bisa mengikuti kembali menurunkan BI rate sebesar 25 bps. Dengan demikian BI rate akhir tahun ini berpotensi turun menjadi 5,75%," pungkas Karinska.
Kenaikan BI rate pada bulan April menjadi yang pertama kali sejak BI menahan suku bunga selama lima bulan beruntun. Selain itu, posisi BI rate saat ini juga merupakan yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Sebelumnya, BI memperkirakan suku bunga acuan the Fed (FFR) baru mulai menurun pada kuartal IV 2024. "Dalam skenario kami, untuk skenario baseline dengan probabilitas di atas 75 persen, FFR akan turun sekali di 25 basis poin di triwulan IV, yang kemudian kemungkinan di Desember 2024. Itulah baseline skenario," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/4).
Namun, masih ada risiko FFR baru turun pada awal 2025. "Potensial risikonya, FFR tidak turun pada 2024, tetap seperti yang sekarang. Baru turun ke 25 basis poin di kemungkinan triwulan I atau triwulan II 2025," ujar Perry.
Dalam paparannya, Perry menjelaskan tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS mendorong spekulasi penurunan FFR yang lebih kecil dan lebih lama dari prakiraan (high for longer). Proyeksi ini sejalan pula dengan pernyataan para pejabat Federal Reserve System.
Perkembangan ini dan besarnya kebutuhan utang AS mengakibatkan terus meningkatnya yield US Treasury dan penguatan dolar AS semakin tinggi secara global.
Semakin kuatnya dolar AS juga didorong oleh melemahnya sejumlah mata uang dunia seperti yen Jepang dan yuan China.
(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Monday, May 06, 2024 - 21:50 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham DOOH, Beli
Monday, May 06, 2024 - 21:48 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham CGAS, Beli
Monday, May 06, 2024 - 20:19 WIB
Penjualan Tepung Naik, Cerestar (TRGU) Raup Penjualan Rp1,78 Triliun
Monday, May 06, 2024 - 20:07 WIB
Penjualan Naik Tipis, Laba Indocement (INTP) Merosot 35,9 Persen
Monday, May 06, 2024 - 19:55 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DWGL
Monday, May 06, 2024 - 19:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BEST
Monday, May 06, 2024 - 19:47 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBHI
Monday, May 06, 2024 - 19:44 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BAYU
Monday, May 06, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AWAN
Monday, May 06, 2024 - 19:39 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AVIA